Minggu, 29 Agustus 2010

Van Leur: Indonesian Trade and Society

Ketika empat kapal Belanda pertama kali berlabuh di Bantam (Banten) pada tahun 1595, telah ada sebuah pemukiman dan pasar yang padat yang menunjukkan sebuah aktivitas ekonomi masyarakat asli. Masyarakat asli telah melakukan perdagangan dengan para pedagang dari luar daerah, misalnya Turki. Indonesia menjadi sebuah wilayah yang dipandang sebagai jalur perdagangan yang amat penting dan menghubungkan wilayah “Timur Jauh” dengan kota-kota di Mediterania.

Jalur ini sudah dikenal berabad-abad yang lalu. Dalam sejarah Asia, Indonesia adalah jalur vital penghubung India dengan Cina dan titik nadi penyebaran agama islam dari barat ke timur. Ini menyebabkan masuknya Budha dan Hindu dalam kebudayaan awal Indonesia. Jalur perdagangan ini juga telah diceritakan dalam relief candi Borobudur, bahkan dalam cerita “Seribu Satu Malam” di Timur Tengah.

Karena begitu pentingnya Indonesia dalam dunia perdagangan, berdampak datangnya beberapa kaum pendatang yang ingin menguasai, misalnya orang-orang Eropa. Kolonialisme yang dibawa orang Eropa menghasilkan industrialisasi dibawah kapitalisme modern. Tanah-tanah dijadikan sebagai penghasil produk-produk bagi industri besar, untuk memasok bahan-bahan mentah dan produk-produk perkebunan atau pun untuk pertambangan kolonial. Intinya adalah bahwa bangsa-bangsa Eropa telah membawa modernisme di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar